Thursday, March 20, 2014

PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN

0 comments
Hadist pertama : الإسلام هو الدين الذي هو نظيفة ، ثم يجب أن تكون نظيفة ، وسيكون في واقع الأمر لا يدخل الجنة إلا أولئك الذين نظيفة Dari Aisyah r.a, Rosululloh SAW bersabda : Islam itu agama yang bersih, maka hendaknya kamu menjadi orang yang bersih, sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih (H.R.Tobroni) Kebersihan dicintai Allah لله تعالى كذلك، وقال انه يحب الرفق. الله كان نظيف ، يحب النظافة. كان يحب الله هو مجيد ، المجد. الله كريم، يحب رخيصة قلوبكم، أيها جيدة ونظيفة حتى لا يحب اليهود Yang diriwatkan dalam hadist yang artinya : ” Sesungguhnya Allah SWT baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, Dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan, Dia menyukai murah hati, Maka bersihkanlah olehmu barang dan janganlah kalian menyerupai orang yahudi “. Hadist Membersihkan gigi Ali bin Abi Thalib : لو كانت لولا أمتي مزعجة، ثم أود أن أقول لهم لتنظيف الأسنان عند كل اغتسال Abi Huraerah RA : الحقيقي النبي محمد وقال : لو لم أمتي مزعجة، ثم أود أن أقول لهم لتنظيف الأسنان وعلى كل صلاة . Dari Ali bin Abi Thalib RA berkata telah bersabda Rasulullah SAW: Kalau seandainya tidak akan merepotkan ummatku, maka aku akan perintahkan kepada mereka membersihkan gigi pada setiap wudhu (HR Thabrani). Dari Abi Huraerah RA ‘sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : Seandainya tidak akan merepotkan ummatku, maka aku akan perintahkan kepada mereka untuk membersihkan gigi pada setiap akan shalat. (HR Bukhari dan Muslim). Hadist Tentang bersih sebelum tidur لا يوجد مسلم الذين ينامون في حالة نقية / نظيف ثم يستيقظ (صلاة الليل) في الاحتجاج. الله الخير في الدنيا والآخرة. ولكن الله وهبها للشخص Tidak ada seorang Muslim yang tidur dalam keadaan sucit/bersih kemudian ia bangun (shalat malam) memohon kepada. Allah akan kebaikan di dunia dan di akhirat. kecuali Allah memberikannya kepada orang tersebut (HR Abu Dawud). اللهم طهرني بالثلج والندى والماء بارد Nabi mewariskan doa untuk selalu bersih Ya Allah bersihkanlah aku dengan salju dan embun dan dengan air yang sejuk (HR Muslim). Hadist Tentang membersihkan badan تطهير الجسم. وسوف يطهر الله لك. فمن المؤكد خادما لا أحد "من النوم الذي (مسلم) في نظيفة / نقية ولكن النوم معه، والشعر، الشعر، لا الملائكة الذين يصلون باستمرار. الله يغفر للرجل منكم لأنه ينام في الواقع في حالة نقية / نظيفة. Bersihkanlah badan. maka Allah akan membersihkan kamu. Maka sesungguhnya tidak ada seorang ‘abdi (muslim) yang tidur dalam keadaan bersih/suci kecuali tidur bersamanya, pada rambut-rambutnya, malaikat yang tidak ada henti-hentinya mendoa. Ya Allah ampunilah, abdimu ini karena sesungguhnya ia tidur dalam keadaan suci/bersih. (HR Thabrani, Ibnu Hibban). Hadist Membersihkan tangan setelah tidur عند أي واحد منكم استيقظ من النوم ، ثم السماح له يضع يده على الحاوية (والذي هو الغذاء) قبل أن غسلها ثلاث مرات. ثم في الواقع انه لم يعرف أين يده كان في ذلك الوقت كان نائما Dari Abi Huraerah, Rasul bersabda: Apabila salah seorang di antaramu bangun dari tidur, maka janganlah ia memasukkan tangannya kepada wadah (yang ada makanannya) sebelum ia mencucinya tiga kali. Maka sesungguhnya ia tidak tahu ke mana tangannya itu pada waktu ia tidur(Muttafaqun ‘alaihi). Hadist Perintah membersihkan air kencing تطهير (شيء) من البول. لأن عذاب القبر بسبب التبول الشؤون عموما Dari Anas RA berkata, telah bersabda Rasulullah SAW Bersihkanlah (sesuatu) dari air kencing. Karena umumnya azab kubur karena urusan buang air (HR Daruquthni). Hadist Tentang membersihkan masjid وقد أمر النبي لنا ببناء المساجد في أماكن إقامتهم وتنظيفها والاحتفاظ بها نظرا العطر Dari A’isyah RA berkata : Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kami untuk membangun masjid di tempat-tempat tinggal dan agar selalu dibersihkan serta diberi wangi-wangian. (HR Ahmad, Tirmidzi, lbn Majah dan Abu Dawud). Hadist yang menyatakan kebersihan itu sebagian dari iman الحمد لله قراءة الجداول التي تلبي الخيرية، شكرنا الله سبحان لله قراءته تملأ الغرفة ما بين السماء والأرض، والصلاة نور والصدقة هي شهادة الإيمان، والصبر هو النور ، والقرآن هو دليل (الأسباب التي تبرر أو اللوم ) بالنسبة لك ، لك. كل إنسان في التعاملات الصباحية في نفسه (الله أو الشيطان) ​​، وهناك أوقات عندما كان محظوظا وكانت هناك أوقات عندما خسر "Membaca Al-hamdulillah itu memenuhi timbangan amal, membaca Subhanallah Walhamdulillah itu memenuhi ruangan antara langit dan bumi, sholat itu merupakan cahaya, sedekah merupakan bukti keimanan, sabar itu merupakan sinar, dan Al-qur’an itu merupakan hujjah ( alasan yang membenarkan atau menyalahkan ) bagi kamu atas kamu. Setiap manusia pada waktu pagi memperjualbelikan dirinya ( kepada Allah SWT atau kepada syetan ), Ada kalanya ia beruntung dan ada kalanya ia rugi. “

TIGA JENIS SIKSA DI DALAM KUBUR YAITU:

0 comments
Kuburnya akan dihimpitkan serapat mungkin sehingga meremukkan tulang-tulang dada. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti. Akan muncul seekor ular yang bernama “SUJA’UL AQRA” Ia akan berkata, kepada si mati dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan Sholat dari Subuh hingga Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan dari Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi. Demikianlah seterusnya siksaan oleh “SAJA’UL AQRA” hingga hari Qiamat. Maksud Hadits: “orang yang meninggalkan Sholat, akan Allah hantarkan kepadanya seekor ular besar bernama “SUJA’UL AQRA”, yang matanya memancarkan api, mempunyai tangan dan berkuku besi, dengan membawa alat pemukul dari besi berat”. Di dalam Neraka Jahanam terdapat wadi (lembah) yang didalamnya terdapat ular-ular berukuran sebesar guntung dan panjangnya sebulan perjalanan. Kerjanya tiada lain kecuali menggigit orang-orang yang TIDAK MENGERJAKAN SHOLAT semasa hidupnya. Bisa ular itu juga menggelegak di badan mereka selama 70 tahun sehingga hancur seluruh daging badan mereka. Kemudian tubuh kembali pulih, lalu digigit lagi dan begitulah seterusnya.

BAHAYA MENINGGALKAN SHOLAT

0 comments
Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan solat fardhu lima waktu: Subuh –Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka Jahannam selama 60 tahun hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun didunia=60,000 tahun). Dhuhur -Dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim. Asar -Dosa seperti menghacurkan Ka’bah. Maghrib -Dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri. Isya’ -Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang meninggalkan sholat Isya’, bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan dan dikerjakan adalah berdosa kepada Allah Ta’ala”. Maksud Firman Allah Ta’ala: “Mereka yang menyia-nyiakan solat dan mengikuti hawa nafsu kepada kejahatan, maka tetaplah mereka jatuh ke dalam satu telaga api neraka.” (Maryam : 59). Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat: Di dunia A.Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya. B.Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada (wajah) nya. c.ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman. Ketika Sakaratul Maut a.Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus. b.Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar. c.Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah) d.ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya. Ketika di Alam Barzakh A.ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat menakutkan. B.Kuburnya akan menjadi sangat gelap. C.Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari). D.Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan lipan.

HADIST TENTANG CINTA

0 comments
Hadist Cinta قال رسول الله ص. م. احبب حبيبك هونا ما عسي ان يكو ن بغيضك يوما ما وابغض بغيضك هونا ما عسي ان يكو ن حبيبك يوما ما(رواه الترمذي) Artinya :Rosullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bias saja suatu saat nati ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bias saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi). قال رسول الله ص. م.ان المتحابين لتري غرفهم في الجنة كالكوكب الطالع الشرقي اوالغربي فيقال من هؤلاء فيقال هؤلاء المتحابون في الله عزوجل(رواه أحمد) Artinya:Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, “siapa mereka itu?, “mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah ‘Azzawajalla. (HR. Ahmad). قال رسول الله ص. م.مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد اذا الشتكي منه عضو تداعي له سائر الجسد باالسهر والحمي(رواه مسلم) Artinya:Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal rasa saling mencintai, saling mengasihi, saling berkasih sayang adalah seperti satu tubuh yang ketika satu anggota tubuh itu ada yang mengeluh, maka seluruh tubuh meraa mengaduh dengan terus jaga tidak bias tidur dan merasa panas. (HR. Muslim). قال رسول الله ص. م.والذي نفسي بيده لاتدخلون الجنة حتي تومنوا ولاتومنوا حتي تحابوااولاادلكم علي شيء اذا فعلتموه تحاببتم افشواالسلام بينكم(رواه مسلم)Artinya:Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian mengenai sesuatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!. (HR. Muslim). عن رسول الله ص. م. انه كان يقول في دعائه اللهم ارزقني حبك وحب من ينفعني حبه عندك اللهم مارزقتني ممااحب فاجعله قوة لي فيماتحب اللهم ومازويت عني مما احب فاجعله فراغا لي فيما تحب(رواه الترمذي) Artinya:Dari Rasulullah Saw. yang bersabda dalam satu doanya, “ya Allah, berilah aku rezeki cinta Mu dan cinta oran yang bermanfaat buat ku cintanya di sisiMu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untuku dalam segala hal yang Engkau cintai. (H R. Al-Tirmidi)

KEUTAMAAN HARI JUM'AT

0 comments
1. Hari Terbaik Abu Hurairah z meriwayatkan bahwa Rasulullah y bersabada: “Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada 2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo’a. Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda: ” Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah y mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih) Ibnu Qayyim Al Jauziah – setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu – mengatakan: “Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma’ad Jilid I/389-390). 3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya. Ibnu Qayyim berkata: “Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya”. Hadits dari Ka’ab z menjelaskan: “Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya”.(Mauquf Shahih) 4. Hari tatkala Allah l menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga. Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: “Dan Kami memiliki pertambahannya” (QS.50:35) mengatakan: “Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum’at”. 5. Hari besar yang berulang setiap pekan. Ibnu Abbas z berkata : Rasulullah y bersabda: “Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum’at hendaklah mandi terlebih dahulu ……”. (HR. Ibnu Majah) 6. Hari dihapuskannya dosa-dosa Salman Al Farisi z berkata : Rasulullah y bersabda: “Siapa yang mandi pada hari Jum’at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum’at”. (HR. Bukhari). 7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum’at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya, setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa. Aus bin Aus z berkata: Rasulullah y bersabda: “Siapa yang mandi pada hari Jum’at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah”. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah). 8. Wafat pada malam hari Jum’at atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.

keutamaan sholat JUM'AT

0 comments
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah y, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman.. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٩) 9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS: AL Jumu’ah:9) Wahai kaum muslimin ….Allah l telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum’at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan darinya. Abu Hurairah zmeriwayatkan, Rasulullah bersabda: “Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum’at sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum’at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum’at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk”. (HR. Muslim) Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Hari ini dinamakan Jum’at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam’u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah l memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah l berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS. 62:9) Maksudnya, pergilah untuk melaksanakan shalat Jum’at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-386). Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum’at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum’at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma’ad: 1/398).

Hukum dan Keuntungannya Sholat Berjama'ah

0 comments
Shalat berjamaah merupakan syi'ar islam yang sangat agung, menyerupai shafnya malaikat ketika mereka beribadah, dan ibarat pasukan dalam suatu peperangan, ia merupakan sebab terjalinnya saling mencintai sesama muslim, saling mengenal, saling mengasihi, saling menyayangi, menampakkan kekuatan, dan kesatuan. Allah menysyari'atkan bagi umat islam berkumpul pada waktu-waktu tertentu, di antaranya ada yang setiap satu hari satu malam seperti shalat lima waktu, ada yang satu kali dalam seminggu, seperti shalat jum'at, ada yang satu tahun dua kali di setiap Negara seperti dua hari raya, dan ada yang satu kali dalam setahun bagi umat islam keseluruhan seperti wukuf di arafah, ada pula yang dilakukan pada kondisi tertentu seperti shalat istisqa' dan shalat kusuf. HUKUMNYA: Shalat berjamaah wajib atas setiap muslim yang mukallaf, laki-laki yang mampu, untuk shalat lima waktu, baik dalam perjalanan maupun mukim, dalam keadaan aman, maupun takut. KEUNTUNGAN SHOLAT BERJAMA'AH DIMESJID: Dari Ibnu Umar ra bahwasanya rasulullah bersabda: shalat berjamah lebih utama daripada shalat sendirian dengan tujuh puluh derajat. Dalam riwayat lain: dengan dua puluh lima derajat. Muttafaq alaih ([1]). Dari Abu Hurairah ra berkata: rasulullah saw bersabda: ((barangsiapa yang bersuci di rumahnya, kemudian pergi ke salah satu rumah Allah, untuk melaksanakan salah satu kewajiban terhadap Allah, maka kedua langkahnya yang satu menghapuskan kesalahan, dan yang lain meninggikan derajat)) ([2]). Dari Abu Hurairah bahwasanya nabi saw bersabda: (barangsiapa yang pergi ke masjid di waktu pagi atau di waktu sore, maka Allah menyiapkan baginya makanan setiap kali pergi pagi atau sore) muttafaq alaih ([3]). Yang lebih utama bagi seorang muslim, shalat di masjid tempat ia tinggal, kemudian masjid lain yang lebih banyak jamaahnya, kemudian berikutnya yang lebih jauh, kecuali masjidil haram, masjid nabawi, dan masjidil aqsha, karena shalat pada masjid-masjid tersebut lebih utama secara mutlak. Boleh shalat berjamaah di masjid yang telah didirikan shalat berjamaah pada waktu itu. Orang-orang yang berjaga di pos pertahanan disunnahkan shalat di satu masjid, apabila mereka takut serangan musuh jika berkumpul, maka masing-masing shalat di tempatnya. Hukum wanita pergi ke masjid: Boleh wanita ikut shalat berjamaah di masjid terpisah dari jamaah laki-laki dan ada penghalang antara mereka, dan disunnahkan mereka shalat berjamaah sendiri terpisah dari jamaah laki-laki, baik yang menjadi imam dari mereka sendiri maupun orang laki-laki. Dari Ibnu Umra ra dari nabi saw bersabda: ((apabila isteri-isteri kalian minta izin untuk pergi ke masjid di malam hari, maka izinkanlah)) muttafaq alaih ([4]). Siapa yang masuk masjid ketika jamaah sedang ruku' maka ia boleh langsung ruku' ketika masuk kemudian berjalan sambil ruku' hingga masuk ke shaf, dan boleh berjalan kemudian ruku' apabila sudah sampai ke shaf. Jamaah paling sedikit dua orang, dan semakin banyak jamaahnya, semakin baik shalatnya, dan lebih dicintai oleh Allah azza wajalla. Siapa yang sudah shalat fardhu di kendaraannya kemudia masuk masjid dan mendapatkan orang-orang sedang shalat, maka sunnah ikut shalat bersama mereka, dan itu baginya menjadi shalat sunnah, demikian pula apabila telah shalat berjamaah di suatu masjid kemudian masuk masjid lain dan mendapatkan mereka sedang shalat. Apabila sudah dikumandangkan iqomah untuk shalat fardhu, maka tidak boleh shalat kecuali shalat fardhu, dan apabila dikumandangkan iqomah ketika ia sedang shalat sunnah, maka diselesaikan dengan cepat, lalu masuk ke jamaah agar mendapatkan takbiratul ihram bersama imam. Siapa yang tidak shalat berjamaah di masjid, jika karena ada halangan sakit atau takut, atau lainnya, maka ditulis baginya pahala orang yang shalat berjamaah, dan apabila meninggalkan shalat berjamaah tanpa ada halangan dan shalat sendirian maka shalatnya sah, namun ia rugi besar tidak mendapatkan pahala jamaah, dan berdosa besar. Keutamaan shalat berjamaah dan takbiratul ihram: Dari Anas bin Malik ra berkata: rasulullah saw bersabda: ((barangsiapa yang shalat berjamaah untuk Allah selama empat puluh hari, dimana ia mendapatkan takbiratul ihram bersama imam, maka ditulis baginya dua kebebasan: bebas dari neraka, dan terbebas dari sifat munafik)) (HR. Tirmidzi) ([5]).

KEUTAMAAN SHOLAT TAHAJUD

0 comments
Shalat malam atau shalat tahajud adalah amalan yang mulia. Inilah kebiasaan orang sholeh. Mereka biasa menjaga shalat malam mereka. Waktu malam mereka banyak digunakan untuk bermunajat pada Allah. Apalagi ketika mendapati sepertiga malam terakhir, mereka memperbanyak do'a kepada Allah karena mengingat keutamaan do'a mustajab kala itu. Semoga dengan mengetahui keutamaan shalat tahajud berikut ini kita semakin giat menjaganya. Allah Ta'ala berfirman, أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ” (QS. Az Zumar: 9). Yang dimaksud qunut dalam ayat ini bukan hanya berdiri, namun juga disertai dengan khusu' (Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 12: 115). Salah satu maksud ayat ini, “Apakah sama antara orang yang berdiri untuk beribadah (di waktu malam) dengan orang yang tidak demikian?!” (Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 7/166). Jawabannya, tentu saja tidak sama. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ “Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ “Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ” (Lihat Al Irwa' no. 452. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan) Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata, "Shalat hamba di tengah malam akan menghapuskan dosa." Lalu beliau membacakan firman Allah Ta'ala, تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, ..." (HR. Imam Ahmad dalam Al Fathur Robbani 18/231. Bab "تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ ") 'Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhu berkata, "Satu raka'at shalat malam itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari." (Disebutkan oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma'arif 42 dan As Safarini dalam Ghodzaul Albaab 2: 498) Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Barangsiapa yang shalat malam sebanyak dua raka'at maka ia dianggap telah bermalam karena Allah Ta'ala dengan sujud dan berdiri." (Disebutkan oleh An Nawawi dalam At Tibyan 95) Ada yang berkata pada Al Hasan Al Bashri , "Begitu menakjubkan orang yang shalat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya." Al Hasan berkata, "Karena mereka selalu bersendirian dengan Ar Rahman -Allah Ta'ala-. Jadinya Allah memberikan di antara cahaya-Nya pada mereka." Abu Sulaiman Ad Darini berkata, "Orang yang rajin shalat malam di waktu malam, mereka akan merasakan kenikmatan lebih dari orang yang begitu girang dengan hiburan yang mereka nikmati. Seandainya bukan karena nikmatnya waktu malam tersebut, aku tidak senang hidup lama di dunia." (Lihat Al Lathoif 47 dan Ghodzaul Albaab 2: 504) Imam Ahmad berkata, "Tidak ada shalat yang lebih utama dari shalat lima waktu (shalat maktubah) selain shalat malam." (Lihat Al Mughni 2/135 dan Hasyiyah Ibnu Qosim 2/219) Tsabit Al Banani berkata, "Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu." (Lihat Lathoif Al Ma'arif 46). Jadi total beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa mengerjakannya. Ada yang berkata pada Ibnu Mas'ud, "Kami tidaklah sanggup mengerjakan shalat malam." Beliau lantas menjawab, "Yang membuat kalian sulit karena dosa yang kalian perbuat." (Ghodzaul Albaab, 2/504) Lukman berkata pada anaknya, "Wahai anakku, jangan sampai suara ayam berkokok mengalahkan kalian. Suara ayam tersebut sebenarnya ingin menyeru kalian untuk bangun di waktu sahur, namun sayangnya kalian lebih senang terlelap tidur." (Al Jaami' li Ahkamil Qur'an 1726) Tutuplah shalat malam (tahajud) dengan shalat witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً “Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751) Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

Keutamaan Sholat Dhuha

0 comments
Oleh : Al-Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah -hafizhahullah- [Pengasuh Ponpes Al-Ihsan Gowa, Sulsel] Itulah Sholat Dhuha, sholat yang dikerjakan di awal siang, di saat matahari sudah terbit seukuran satu tombak. Anak onta kala itu mulai kepanasan oleh teriknya matahari. Sholat Dhuha memang tidak semasyhur dengan sholat-sholat sunnah lainnya, karena banyak orang yang jarang mendengarkan penjelasan tentang kedudukan, hukum, dan dalil seputar Sholat Sunnah Dhuha. Saking kurangnya penjelasan tentang sholat yang satu ini, sampai sebagian kaum muslimin ragu mengerjakannya, bahkan ia meninggalkannya selama hayat masih dikandung badan. Jadi, selama hidupnya, ia tak mengenal yang disebut dengan “Sholat Dhuha”. Yang ia kenal hanya “Sholat Lail” yang lebih dikenal dengan “Sholat Tahajjud”. Pasalnya kenapa? Akibat kurangnya pengajaran dan keterangan dari para dai dan muballigh tentang hukum dan dalil yang mendasari Sholat Dhuha. Nah, sebagai sumbangsih dalam melestarikan Sholat Dhuha, maka kami menurunkan tulisan ini, setelah memohon kepada pertolongan dan taufiq-Nya. Para pembaca yang budiman, Sholat Dhuha merupakan sholat yang amat diperhatikan oleh Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-. Tak heran bila beliau di suatu hari mengajari dan mewasiatkan sebagian sahabatnya agar memperhatikan sholat ini dalam kehidupan mereka.Wasiat dalam tiga perkara ini, bukan hanya didapatkan oleh Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Bahkan disana ada sahabat lain yang juga menerima wasiat mulia ini dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Dari Abu Ad-Darda’ -radhiyallahu anhu- أَوْصَانِى حَبِيبِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ لَنْ أَدَعَهُنَّ مَا عِشْتُ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلاَةِ الضُّحَى وَبِأَنْ لاَ أَنَامَ حَتَّى أُوتِرَ “Kekasihku -Shallallahu alaihi wa sallam- telah mewasiatiku dengan tiga perkara yang tak akan kutinggalkan selama aku masih hidup : Puas tiga hari dalam setiap bulan, Sholat Dhuha dan agar aku tak tidur sampai aku berwitir”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 722), dan Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 1433)] Sholat Dhuha merupakan ibadah yang sudah masyhur di zaman kenabian. Para sahabat telah banyak mendengarkan perihal Sholat Dhuha dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Hal ini tergambar dari peristiwa yang dikisahkan oleh sebagian sahabat. Dari Al-Qosim Asy-Syaibaniy, ia berkata أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ ». “Zaid bin Arqom pernah melihat suatu kaum sedang melaksanakan sholat di waktu Dhuha seraya beliau berkata, “Tidakkah mereka telah mengetahui bahwa sholat (yakni, Sholat Dhuha) pada selain waktu ini adalah lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda, “Sholatnya orang-orang awwabin (orang yang kembali kepada Allah) ketika memanasnya anak unta”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 748)] Dinamai dengan “Sholat Awwabin”, karena tak ada yang mampu menjaga dan melaziminya, kecuali orang-orang awwabin.Al-Imam Al-Munawiy -rahimahullah- berkata, فيه رد على من كرهها وقال ان ادامتها تورث العمى “Di dalamnya terdapat sanggahan atas orang yang membenci Sholat Dhuha seraya berkata, “Sesungguhnya melazimi Sholat Dhuha akan mewariskan kebutaan”. [Lihat At-Taisir (2/973)] Kata “awwabin”, maksudnya orang-orang yang kembali kepada Allah dari dosa-dosanya. Seorang hamba yang berbuat dosa akan jauh dari Allah sesuai dengan tingkat dosa yang ia kerjakan. Jika ia sadar dan meninggalkan maksiat dan dosa-dosanya, lalu menggantinya amal-amal sholih, maka ia dianggap telah kembali kepada Allah dan mendekat kepada-Nya dengan amal ketaatan yang ia kerjakan. Nah, di dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa yang menjaga sholat ini adalah orang-orang yang taat dan selalu dekat dengan Allah -Azza wa Jalla-. Wallahu A’lam bish showab. [Lihat Hasyiyah As-Sindiy ala Al-Musnad] Diantara orang-orang awwabin adalah Nabiyyullah Dawud –alahis salam-. Sholat inilah yang dahulu dilazimi oleh beliau. Ketika Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- datang kepada para sahabat, maka beliau tetap melestarikan Sholat Dhuha ini, karena mencontoh Dawud –alaihis salam-.Al-Imam Al-Munawiy -rahimahullah- berkata, فيه رد على من كرهها وقال ان ادامتها تورث العمى “Di dalamnya terdapat sanggahan atas orang yang membenci Sholat Dhuha seraya berkata, “Sesungguhnya melazimi Sholat Dhuha akan mewariskan kebutaan”. [Lihat At-Taisir (2/973)] Kata “awwabin”, maksudnya orang-orang yang kembali kepada Allah dari dosa-dosanya. Seorang hamba yang berbuat dosa akan jauh dari Allah sesuai dengan tingkat dosa yang ia kerjakan. Jika ia sadar dan meninggalkan maksiat dan dosa-dosanya, lalu menggantinya amal-amal sholih, maka ia dianggap telah kembali kepada Allah dan mendekat kepada-Nya dengan amal ketaatan yang ia kerjakan. Nah, di dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa yang menjaga sholat ini adalah orang-orang yang taat dan selalu dekat dengan Allah -Azza wa Jalla-. Wallahu A’lam bish showab. [Lihat Hasyiyah As-Sindiy ala Al-Musnad] Diantara orang-orang awwabin adalah Nabiyyullah Dawud –alahis salam-. Sholat inilah yang dahulu dilazimi oleh beliau. Ketika Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- datang kepada para sahabat, maka beliau tetap melestarikan Sholat Dhuha ini, karena mencontoh Dawud –alaihis salam-.Al-Imam Ibnul Arabiy Al-Malikiy -rahimahullah- berkata, وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ الْإِشَارَةُ إلَى الِاقْتِدَاءِ بِدَاوُد فِي قَوْلِهِ { إنَّهُ أَوَّابٌ إنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ } فَنَبَّهَ عَلَى أَنَّ صَلَاتَهُ كَانَتْ إذَا أَشْرَقَتْ الشَّمْسُ فَأَثَّرَ حَرُّهَا فِي الْأَرْضِ حَتَّى تَجِدَهَا الْفِصَالُ حَارَّةً لَا تَبْرُكُ عَلَيْهَا بِخِلَافِ مَا تَصْنَعُ الْغَفْلَةُ الْيَوْمَ فَإِنَّهُمْ يُصَلُّونَهَا عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ بَلْ يَزِيدُ الْجَاهِلُونَ فَيُصَلُّونَهَا وَهِيَ لَمْ تَطْلُعْ قَيْدَ رُمْحٍ وَلَا رُمْحَيْنِ يَعْتَمِدُونَ بِجَهْلِهِمْ وَقْتَ النَّهْيِ بِالْإِجْمَاعِ “Di dalam hadits ini terdapat isyarat tentang keteladan kepada Dawud dalam Firman Allah, “… Sesungguhnya dia amat suka kembali (kepada Tuhan). Sesungguhnya kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi…”. Jadi, Allah mengingatkan bahwa sholatnya Dawud ketika matahari bersinar. Panas matahari telah memberikan pengaruh pada tanah, sehingga anak unta merasakan panasnya tanah. Anak unta tak akan menderum padanya. Hal ini berbeda dengan sesuatu yang dilakukan oleh orang-orang lalai pada hari ini. Sesungguhnya mereka melaksanakan Sholat Dhuha saat terbitnya matahari. Bahkan orang-orang jahil lebih parah lagi. Mereka melakukan Sholat Dhuha, sementara matahari belum terbit seukuran satu-dua tombak. Mereka menyengaja (memilih) waktu terlarang menurut ijma’, karena kejahilan mereka”. [Lihat Thorh At-Tatsrib (3/352)] Sholat Dhuha ini amat dianjurkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, sebab ternyata nikmat jasad yang berikan kepada kita diberi beban untuk bersedekah pada setiap harinya untuk setiap persendian dan tulang-belulang yang menopang jasad kita.

HADIST TENTANG KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU

0 comments
1. Hadits “Keutamaan Mempelajari Al Qur’an” خَـيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاآنَ وَعَلَّمَهُ Artinya : ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari) 2. Hadits “Keutamaan Membaca Al Qur’an” إِقْرَؤُالْقُرْاآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهْ Artinya : ”Bacalah kamusekalian Al Qur’an, karena sesungguhnya Al Qur’an itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai penolong bagi para pembacanya”. (HR. Ahmad dan Muslim) 3. Hadits “Kewajiban Mencari Ilmu” طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr) 4. Hadits “Menginginkan Kebahagiaan Dunia-Akhirat Harus Wajib dengan Ilmu” مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi) 5. Hadits “Keutamaan Mencari Ilmu” مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Turmudzi) 6. Hadits “Kewajiban dan Keutamaan Menuntut Ilmu” مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi) 7. Hadits “Menuntut Ilmu” أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ Artinya : ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits) 8. Hadits “Keutamaan Kalimat Tahlil” مَنْ قَالَ لَآإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنّةَ Artinya : ”Barang siapa yang mengucapkan ‘Tiada Tuhan Selain Allah’ dengan ikhlas pasti masuk surga”. 9. Hadits “Allah tidak suka orang yang suka bertengkar” أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللهِ الْأَلَدُّ الْخِصَامْ Artinya : ”Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah yang suka bertengkar”. (HR. Bukhari dan Muslim) 10. Hadits “Tiga Macam Dosa Besar” أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ أَلْإِشْرَاكُ بِاللهِ, وَقَتْلُ النَّفْسِ, وَعُقُوْقُ الْوَا لِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ Artinya : ”Dosa yang paling besar adalah menyekutukan Allah dan membunuh manusia dan berani kepada orang tua dan kesaksian palsu.” (HR. Bukhari) 11. Hadits “Tiga Tanda Orang Munafiq” آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثُ؛ إِذَاحَدَّثَ كَذَبَ, وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ, وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ Artinya : ”Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga: bila berbicara dusta dan apabila berjanji ingkar dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari & Muslim) 12. Hadits “Pengadu Domba Tidak Masuk Surga” لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةُ نَمَّامٌ Artinya : ”Tidak Akan masuk surga pengadu domba”. (HR. Bukhari dan Muslim) 13. Hadits “Menyambung Silaturrahim/ Persaudaraan” إِتَّقُوْااللهَ وَصِلُوْا أَرْحَامَكُمْ Artinya : ”Bertaqwalah kepada Allah dan sambunglah tali persaudaraan diantara kamu sekalian”. (HR. Ibnu ‘Asakir) 14. Hadits “Keutamaan Kebersihan” أَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ Artinya : ”Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR. Turmudzi) 15. Hadits “Dua Warisan Rasul” تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّ أَبَدًا مَاإِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ. Artinya : ”Telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara kamu tidak akan tersesat selamanya, selama kamu berpegang teguh dengan keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunah Rasul”. (HR. Hakim dan Lain-lain) 16. Hadits “Kesempurnaan Iman” أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا Artinya : ”Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaqnya”. (HR.Ahmad) 17. Hadits “Hamba yang paling dicintai Allah SWT” أَحَبُّ عِبَادِ اللهِ إِلَى اللهِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا Artinya : ”Hamba Allah yang paling dicintai oleh Allah adalah mereka yang paling baik akhlaqnya”. (HR. Thabrani) 18. Hadits “Orang mukmin bagai bangunan kokoh” أَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا Artinya : ”Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan sebagiannya kepada sebagian yang lainnya”. (HR. Bukhari dan Muslim) 19. Hadits “Sikap Orang Beriman/ Islam tidak akan menyakiti” أَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ Artinya : ”Orang islam sejati adalah apabila orang islam yang lain merasa aman dari ucapan dan tangannya”. (HR. Muslim) 20. Hadits “Yang Muda Menghormati yang lebih tua” لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا Artinya : ”Bukan termasuk golongan kita orang yang tidak menyayangi generasi muda dan tidak menghormati generasi tua”. (HR. Turmudzi) 21. Hadits “Perintah Sholat” صَلُّوْا كَمَارَأَيْتُمُوْنِى أُصَلِّى Artinya : ”Shalatlah kamu sekalian seperti kamu melihatku melakukan shalat”. (HR. Bukhari) 22. Hadits “Keutamaan Menunjukkan kepada kebenaran” مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِفَاعِلِهِ Artinya : ”Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan maka baginya pahala seperti pahala pelakunya”. (HR.Muslim) 23. Hadits “Amal yang paling dicintai oleh Allah SWT” أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَ Artinya : ”Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus walaupun sedikit”. (HR. Bukhari & Muslim) 24. Hadits “Larangan Membuka Aurat” إِنَّانُهِيْنَا أَنْ تُرَى عَوْرَاتُنَا Artinya : ”Sesungguhnya kita dilarang memperlihatkan aurat kita”. 25. Hadits “Perintah Kasih Sayang” إِرْحَمْ مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكَ مَنْ فِى السَّمَاءِ Artinya : ”Sayangilah siapa saja yang ada di gmuka bumi niscaya akan menyayangi kamu siapa saja yang ada di langit”. (HR. Thabrani & Hakim) 26. Hadits “Hak dan Kewajiban Sesama Muslim” حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ؛ رَدُّالسَّلَامِ, وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ, وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ, وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ, وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ Artinya : ”Kewajiban seorang muslim kepada muslim yang lainnya ada lima hal: 1. Menjawab salam 2. Menengok orang sakit 3. Mengiring jenazah 4. Menghadiri undangan 5. Dan mendoakan orang yang bersin”. (HR. Ibnu Majah) 27. Hadits “Senyum Adalah Shodaqoh” تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيْكَ صَدَقَةٌ Artinya : ”Senyummu kepada saudaramu adalah shodaqoh”. (HR. Ibnu Hibban) 28. Hadits “Kedudukan Ibu Dalam Islam” أَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ Artinya : ”Surga itu di bawah telapak kaki ibu”. (HR. Ahmad) 29. Hadits “Kedudukan Orang Tua Dalam Agama Islam” رِضَ اللهِ فِى رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ Artinya : ”Ridho Allah tergantung pada kerelaan kedua orang tua dan murka Allah tergantung pada kemarahan orang tua”. (HR. Turmudzi) 30. Hadits “Wanita Sholehah Adalah Hiasan Dunia” أَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُمَتَاعِ الْدُّنْيَا أَلْمَرْءَةُ الصَّالِحَةُ Artinya : ”Dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah”. 31. Hadits “Allah Maha Indah” إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ وَيُحِبُّ الْجَمَالَ Artinya : ”Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan”. (HR. Muslim) 1. Hadits “Keutamaan Mempelajari Al Qur’an” خَـيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاآنَ وَعَلَّمَهُ Artinya : ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari) 2. Hadits “Keutamaan Membaca Al Qur’an” إِقْرَؤُالْقُرْاآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهْ Artinya : ”Bacalah kamusekalian Al Qur’an, karena sesungguhnya Al Qur’an itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai penolong bagi para pembacanya”. (HR. Ahmad dan Muslim) 3. Hadits “Kewajiban Mencari Ilmu” طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr) 4. Hadits “Menginginkan Kebahagiaan Dunia-Akhirat Harus Wajib dengan Ilmu” مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi) 5. Hadits “Keutamaan Mencari Ilmu” مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Turmudzi) 6. Hadits “Kewajiban dan Keutamaan Menuntut Ilmu” مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi) 7. Hadits “Menuntut Ilmu” أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ Artinya : ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits) 8. Hadits “Keutamaan Kalimat Tahlil” مَنْ قَالَ لَآإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنّةَ Artinya : ”Barang siapa yang mengucapkan ‘Tiada Tuhan Selain Allah’ dengan ikhlas pasti masuk surga”. 9. Hadits “Allah tidak suka orang yang suka bertengkar” أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللهِ الْأَلَدُّ الْخِصَامْ Artinya : ”Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah yang suka bertengkar”. (HR. Bukhari dan Muslim) 10. Hadits “Tiga Macam Dosa Besar” أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ أَلْإِشْرَاكُ بِاللهِ, وَقَتْلُ النَّفْسِ, وَعُقُوْقُ الْوَا لِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ Artinya : ”Dosa yang paling besar adalah menyekutukan Allah dan membunuh manusia dan berani kepada orang tua dan kesaksian palsu.” (HR. Bukhari) 11. Hadits “Tiga Tanda Orang Munafiq” آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثُ؛ إِذَاحَدَّثَ كَذَبَ, وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ, وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ Artinya : ”Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga: bila berbicara dusta dan apabila berjanji ingkar dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari & Muslim) 12. Hadits “Pengadu Domba Tidak Masuk Surga” لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةُ نَمَّامٌ Artinya : ”Tidak Akan masuk surga pengadu domba”. (HR. Bukhari dan Muslim) 13. Hadits “Menyambung Silaturrahim/ Persaudaraan” إِتَّقُوْااللهَ وَصِلُوْا أَرْحَامَكُمْ Artinya : ”Bertaqwalah kepada Allah dan sambunglah tali persaudaraan diantara kamu sekalian”. (HR. Ibnu ‘Asakir) 14. Hadits “Keutamaan Kebersihan” أَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ Artinya : ”Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR. Turmudzi) 15. Hadits “Dua Warisan Rasul” تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّ أَبَدًا مَاإِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ. Artinya : ”Telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara kamu tidak akan tersesat selamanya, selama kamu berpegang teguh dengan keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunah Rasul”. (HR. Hakim dan Lain-lain) 16. Hadits “Kesempurnaan Iman” أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا Artinya : ”Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaqnya”. (HR.Ahmad) 17. Hadits “Hamba yang paling dicintai Allah SWT” أَحَبُّ عِبَادِ اللهِ إِلَى اللهِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا Artinya : ”Hamba Allah yang paling dicintai oleh Allah adalah mereka yang paling baik akhlaqnya”. (HR. Thabrani) 18. Hadits “Orang mukmin bagai bangunan kokoh” أَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا Artinya : ”Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan sebagiannya kepada sebagian yang lainnya”. (HR. Bukhari dan Muslim) 19. Hadits “Sikap Orang Beriman/ Islam tidak akan menyakiti” أَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ Artinya : ”Orang islam sejati adalah apabila orang islam yang lain merasa aman dari ucapan dan tangannya”. (HR. Muslim) 20. Hadits “Yang Muda Menghormati yang lebih tua” لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا Artinya : ”Bukan termasuk golongan kita orang yang tidak menyayangi generasi muda dan tidak menghormati generasi tua”. (HR. Turmudzi) 21. Hadits “Perintah Sholat” صَلُّوْا كَمَارَأَيْتُمُوْنِى أُصَلِّى Artinya : ”Shalatlah kamu sekalian seperti kamu melihatku melakukan shalat”. (HR. Bukhari) 22. Hadits “Keutamaan Menunjukkan kepada kebenaran” مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِفَاعِلِهِ Artinya : ”Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan maka baginya pahala seperti pahala pelakunya”. (HR.Muslim) 23. Hadits “Amal yang paling dicintai oleh Allah SWT” أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَ Artinya : ”Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus walaupun sedikit”. (HR. Bukhari & Muslim) 24. Hadits “Larangan Membuka Aurat” إِنَّانُهِيْنَا أَنْ تُرَى عَوْرَاتُنَا Artinya : ”Sesungguhnya kita dilarang memperlihatkan aurat kita”. 25. Hadits “Perintah Kasih Sayang” إِرْحَمْ مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكَ مَنْ فِى السَّمَاءِ Artinya : ”Sayangilah siapa saja yang ada di gmuka bumi niscaya akan menyayangi kamu siapa saja yang ada di langit”. (HR. Thabrani & Hakim) 26. Hadits “Hak dan Kewajiban Sesama Muslim” حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ؛ رَدُّالسَّلَامِ, وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ, وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ, وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ, وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ Artinya : ”Kewajiban seorang muslim kepada muslim yang lainnya ada lima hal: 1. Menjawab salam 2. Menengok orang sakit 3. Mengiring jenazah 4. Menghadiri undangan 5. Dan mendoakan orang yang bersin”. (HR. Ibnu Majah) 27. Hadits “Senyum Adalah Shodaqoh” تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيْكَ صَدَقَةٌ Artinya : ”Senyummu kepada saudaramu adalah shodaqoh”. (HR. Ibnu Hibban) 28. Hadits “Kedudukan Ibu Dalam Islam” أَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ Artinya : ”Surga itu di bawah telapak kaki ibu”. (HR. Ahmad) 29. Hadits “Kedudukan Orang Tua Dalam Agama Islam” رِضَ اللهِ فِى رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ Artinya : ”Ridho Allah tergantung pada kerelaan kedua orang tua dan murka Allah tergantung pada kemarahan orang tua”. (HR. Turmudzi) 30. Hadits “Wanita Sholehah Adalah Hiasan Dunia” أَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُمَتَاعِ الْدُّنْيَا أَلْمَرْءَةُ الصَّالِحَةُ Artinya : ”Dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah”. 31. Hadits “Allah Maha Indah” إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ وَيُحِبُّ الْجَمَالَ Artinya : ”Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan”. (HR. Muslim)

Memahami Isi/Kandungan hadits tentang kebersihan

0 comments
Kebersihan membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Sebaliknya, kotor dan jorok akan membawa banyak akibat buruk dalam kehidupan. Orang yang dapat menjaga kebersihan badan, pakaian, dan tempat (lingkungannya) akan dapat merasakan hidup nyaman. Sebaliknya, kalau orang menganggap remeh masalah kebersihan, maka akan merasa terganggu baik oleh penyakit maupun akibat buruk lain seperti polusi udara, pencemaran air dan banjir. Bagaimana arahan dari ajaran Islam tentang masalah kebersihan ? Rasulullah saw melalui berbagai haditsnya mengajarkan agar umat Islam menjadi pelopor dalam hal menjaga kebersihan. Baik kebersihan badan, pakaian, maupun lingkungan. Tiga hadis di atas merupakan sebagian dari hadis-hadis Rasulullah saw yang menyoroti masalah kebersihan. Berikut ini merupakan kandungan hadis-hadis Rasulullah saw tersebut : Hadits 1 : 1. Kebersihan, kesucian, dan keindahan merupakan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT. Jika kita melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT, tentu mendapatkan nilai di hadapan-Nya, yakni berpahala. Dengan kata lain, Kotor, jorok, sampah berserakan, lingkungan yang semrawut dan tidak indah itu tidak disukai oleh Allah SWT. Sebagai hamba yang taat, tentu kita terdorong untuk melakukan hal-hal yang disukai oleh Allah SWT. 2. Untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan tersebut dapat dimulai dari diri kita sendiri, di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan sekolah. Bentuknya juga sangat bermacam-macam, mulai dari membersihkan diri setiap hari, membersihkan kelas, menata ruang kelas sehingga tampak indah dan nyaman. Bila kita dapat mewujudkan kebersihan dan keindahan, maka kehidupan kita pasti terasa lebih nyaman. Hadits 2 : 1. Dalam hadis yang kedua dinyatakan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman. Maksudnya adalah, keimanan seseorang akanmenjadi lengkap kalau dia dapat menjaga kebersihan. Dengan kata lain, orang yang tidak dapat menjaga kebersihan berarti keimanannya masih belum sempurna. Secara tidak langsung hadis ini menandaskan bahwa kebersihan bagi umat Islam merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diterapkan. 2. Dalam hadis mengenai kebersihan ini juga dirangkai dengan pernyataan Rasulullah sebagai berikut • Kebersihan sebagian dari iman • Berzikir dengan membaca “Alhamdulillah” itu memenuhi mizan (timbangan) amal baik kelak di hari kiamat. • Berzikit “Subhanallah walhamdulillah” pahalanya memenuhi kolong langit dan bumi. • Shalat itu cahaya bagi umat Islam • Shadaqah itu pelita bagi umat Islam • Sabar itu sinar bagi umat Islam • Dan Al Quran merupakan pedoman hidup umat Islam. Rangkaian hadits semacam ini secara tidak langsung juga sebagai isyarat bahwa menjaga kebersihan adalah sangat penting dan utama sebagaimana keutamaan dari zikir, shalat, shadaqah, dan sabar. Hadits 3 : 1. Dalam hadis yang ketiga ini Rasulullah saw sebenarnya ingin mewajibkan umat Islam untuk selalu menggosok gigi setiap hendak shalat, karena memang menjaga kebersihan gigi merupakan hal yang sangat penting. Namun beliau khawatir jangan-jangan hal ini akan memberatkan umat Islam. 2. Kesehatan gigi sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan. Cara untuk menjaga dan memelihara kesehatan gigi adalah dengan menggosoknya. Gigi yang kita miliki mempunyai fungsi yang sangat banyak, diantaranya untuk melumatkan makanan dan menjaga penampilan. Orang yang tidak rajin menggosok gigi akan berakibat giginya tidak sehat. Gigi yang tidak sehat dapat mengakibatkan penyakit gigi dan bau mulut yang tidak sedap. Kedua hal ini tentu tidak kita inginkan. Bagaimana agar tidak terjadi? Tentu dengan rajin menggosok gigi. 4. Menyalin Hadis Tentang Kebersihan Salinlah Hadis tentang kebersihan pada buku tulis kamu dengan baik dan benar, perhatikan tata cara menyambung huruf demi huruf, kalimat demi kalimat, serta perhatikan harakatnya. Agar salinan hadis yang kamu tulis benar, maka perhatikan ketentuan-ketentuan berikut : Tulisan harus sesuai dengan apa yang tertulis dalam buku ini. Tata cara menulis Arab adalah dari arah dari kanan ke kiri. Jangan memutus kata di akhir baris. Setelah lancar dalam menyalin dengan cara melihat buku ini, cobalah lakukan dengan cara menulis imla’ (salah seorang temanmu membacakan/mendikte, sedangkan kamu menulis). Hal demikian dapat dilakukan secara bergantian. Jika menemui kesulitan segera bertanya kepada gurumu, agar tidak mengalami kesalahan yang berkelanjutan. Perbanyaklah untuk berlatih menulis hadis !

keutamaan sholat berjama'ah

0 comments
Shalat adalah rukun Islam kedua setelah Syahadat, ia menjadi ibadah yang sangat penting dalam Islam. Barangsiapa yang menentangnya, maka ia akan kafir. Shalatlah yang membedakan antara orang islam dengan orang kafir. Shalat adalah ibadah yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah: عن أبي هريرة رضي الله عنه َقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., berkata: Saya pernah mendengar Rasululullah bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, ia beruntung dan sukses. Dan jika rusak, maka akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, maka Allah akan berkata: “lihatlah apakah hambaku memiliki shalat sunnah, supaya bisa dipakai untuk menyempurnakan kekurangannya pada shalat wajibnya, kemudian setelah, yang akan dihisab adalah amal perbuatan yang lainnya.” (HR. Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah dan Ahmad) Karena urgennya shalat dalam ajaran Islam, maka harus dilakukan dengan cara yang berkualitas. Dan shalat yang berkualitas adalah apabila dilakukan secara berjamaah. Karena shalat yang dilakukan secara berjamaah lebih baik dari shalat yang dilakukan sendirian, dengan selisih dua puluh tujuh derajat sebagaimana disebutkan dalam hadits bab. Keutamaan ini adalah hadiah dari Allah yang harus segera kita raih. Dan seorang muslim memiliki sifat “fastabul Khairat” berlomba-lomba meraih kebaikan, maka kesempatan seperti ini tidak boleh terlewatkan begitu saja dari seorang muslim. Sifat “Sur’atul Ijabah” atau responsibilitas juga memiliki pengaruh yang besar dalam membina seorang muslim untuk meraih segala keutamaan yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Ada hadits lain yang menyatakan bahwa selisih antara yang shalat yang dilakukan dengan berjamaah dengan sendirian adalah dua puluh lima derajat. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa pada umumnya riwayat hadits yang berkaitan dengan masalah ini adalah menggunakan kalimat dua puluh lima derajat. Namun riwayat “dua puluh lima” tidak sekuat riwayat “dua puluh tujuh”, hanya saja riwayat “dua puluh lima” lebih banyak, dan riwayat “dua puluh tujuh” lebih kuat. Ada yang mengatakan bahwa “dua puluh lima” dinasakh oleh riwayat “dua puluh tujuh”. Juga ada yang berpendapat bahwa “dua puluh lima” derajat adalah batas minimal dan dapat bertambah hingga “dua puluh tujuh” karena karunia Allah tidak berkurang tetapi senantiasa bertambah.[2] Kesimpulan: Hadits di atas menunjukan adanya perbedaan antara pahala orang yang mengerjakan shalat berjamaah dengan yang sendirian. Ini menunjukkan, kedua perbuatan tersebut dibenarkan, sehingga jika ada orang yang mengerjakan shalat sendirian maka hukum sah. Inilah yang menjadi dalil bahwa shalat berjamaah hukumnya sunnah Muakkadah atau fardhu Kifayah. Hendaknya seorang muslim senantiasa mengerjakan shalat dengan berjamaah, karena pahala yang disediakan Allah sangat besar.

Ciri-ciri Orang Yang di cintai Allah Ta`ala

0 comments
Menaati perintah Allah ’Azza wa Jalla dengan puasa Ramadhan akan menambah mahabbah kepada-Nya, terutama dalam hati orang yang berpuasa. Para wali Allah mencintai Rabb mereka Yang Maha Suci dengan kadar kecintaan yang amat besar. Mereka mencintai Allah,dan Allah mencintai mereka. Sungguh mengagumkan firman-Nya, yang berbunyi “Mereka mencintai Allah.” Yang lebih mengagumkan lagi yakni firman- Nya, “Allah mencintai mereka.” Allah menciptakan mereka, memberi rizki, memberi kesehatan kepada mereka kemudian mencintai mereka. Mahabbah kepada Allah mempunyai sepuluh ciri-ciri. Orang yang melakukannya berarti telah mencintai Allah dengan sebenar-benarnya, bukan hanya mengaku-ngaku saja. Ciri-ciri tersebut adalah; 1. Mencintai firman-Nya yang diturunkan berupa wahyu kepada rasul-Nya, Muhammad SAW. Ia rindu membaca firman-Nya, mentadabburinya dan mengakrabinya. Ia memperbaiki hati dengan ajaran-ajarannya, melapangkan jiwanya, terjaga dengannya di waktu malam dan pekat, mengamalkan tuntutan-tuntutannya dan hukum-hukumnya dalam seluruh aspek kehidupan. 2. Mencintai rasul-Nya, Muhammad SAW dan mengikuti jejaknya, memperbanyak shalawat kepadanya, berkeyakinan bahwa beliau dijaga dari berbuat maksiat, dan dijadikan teladan. Allah berfirman, “Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” (QS. Al- Ahzab, 21). Kecintaan kepada Rasulullah juga dapat dibuktikan dengan melaksanakan sunnah beliau tanpa merasa susah atau terpaksa. Melaksanakan segala ajaran Beliau SAW tanpa merasa takut atau ragu-ragu. 3. Berusaha keras menjauhi larangan Allah, Menjaga batas- batas Allah agar tidak dilanggar, marah ketika melihat salah satu syiar Islam dihinakan oleh para ahli bid’ah dan perusak islam, berjuang semaksimal mungkin dengan hati, lidah dan tangan untuk menolong syari’ah Allah dan memperkokoh agama Allah di muka bumi. 4. Merasa terhormat menjadi wali Allah dan berusaha keras memperoleh derajat ini. Allah memberikan gambaran tentang para wali-Nya dalam salah satu Firman-Nya, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus, 62-63). Demikian pula firman-Nya, “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul- Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk kepada Allah. Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut agama Allah itulah yang menang.” (QS. Al-Maidah, 55-56). 5. Menyuruh kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran. Ia mengorbankan jiwanya dan segala yang berharga untuk itu. Allah berfirman, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran, 103) Sifat ini akan semakin bersinar pada bulan Ramadhan, orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh akan menyampaikan nasehat seruan mereka kepada hamba- hamba Allah dengan semata-mata mengharap pahala dari sisi Allah SWT. 6. Bergaul bersama orang-orang shaleh. Hal ini terwujud dengan mencintai orang- orang baik, akrab bergaul dengan para wali Allah, mendengarkan percakapan mereka, rindu bertemu mereka, rindu berkunjung dan menduakan mereka, membela kehormatan mereka, mengingat kebaikan dan jasa mereka sedapat yang mereka lakukan. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat, 10). Kemudian Firman-Nya, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan jangan bercerai berai.” (QS. Ali Imran, 103). 7. Mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah sunnah dan berusaha menggapai ridha Allah dengan amal shaleh, baik berupa shalat, puasa, sedekah haji, umrah, membaca Alquran, berdzikir, berbuat kebajikan, silaturahmi dan amalan-amalan lainnya. Allah SWT berfirman, “Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah, sampai Aku mencintainya.” 8. Mendahulukan cinta akhirat yang abadi atas dunia fana, bersiap sedia bertemu dengan Allah ’Azza wa Jalla, berbekal diri untuk akhirat, dan mempersiapkan bekal untuk perjalanan yang dinanti-nanti tersebut. Sebuah syair Arab mengatakan, “Berbekallah untuk perjalanan yang pasti kau lalui, Karena sesungguhnya kematian telah ditetapkan. Apakah engkau rela menjadi teman satu kaum yang memiliki bekal, sedang engkau sendiri tak berbekal.” 9. Tobat yang ikhlas dan sungguh-sungguh, meninggalkan maksiat dan menyalahi perintah Allah, menjauhi orang- orang yang lalai yang gemar menyimpang dan berdosa kepada Allah. Bergaul dengan mereka sungguh merupakan demam tak kunjung habis, racun yang ganas dan penyakit berkepanjangan. Allah berfirman, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang- orang yang bertakwa.” (QS. Az Zukhruf, 67). Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW bersabda, “Manusia akan dikumpulkan di alam mahsyar bersama orang yang ia cintai.” 10. Mencita-citakan syahid di jalan Allah, menanti-nanti datangnya saat tersebut dimana jiwa dipersembahkan dengan ikhlas kehadapan Allah SWT dengan jiwa, harta dan anak dijual kepada Allah. Dalam jual beli agung ini tidak kembalian, tidak ada pula jabat tangan transaksi. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh.” (QS. At Taubah, 111).

Kalender

Jam Islami

TENTANG SAYA

Label Cloud

Daftar Isi

 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id